SURVEI POLMATRIX: Gerindra Tempel Ketat PDIP, Nasdem Kembali Amblas

Dalam kurun lima bulan terakhir, elektabilitas Gerindra mengalami peningkatan signifikan, hingga berpeluang mengejar keunggulan PDIP. Temuan survei Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas Gerindra mencapai 15,1 persen, mendekati PDIP sebesar 16,0 persen.

PDIP yang mendapat tekanan publik usai batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 belum pulih kembali. Elektabilitas PDIP cenderung stagnan, meskipun telah mempercepatdeklarasi Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Praktis dua kekuatan politik kini tengah berhadap-hadapan, antara PDIP yang mengusung Ganjardengan Gerindra pengusung Prabowo Subianto. Nasdem yang mengusung Anies Baswedanmasih jauh di bawah dengan elektabilitas hanya sebesar 3,1 persen.

Elektabilitas Gerindra menempel ketat PDIP, sedangkan Nasdem kembali amblas di bawahparliamentary threshold (PT),ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Ruliantodalam press release di Jakarta pada Sabtu (20/5).

Menurut Dendik, tensi politik yang meninggi beberapa waktu terakhir menciptakan dinamikaelektoral baru. PDIP yang biasanya selalu unggul jauh di atas partai-partai lain kini harusmenghitung cermat ancaman Gerindra yang selama ini berada pada peringkat kedua.

Persinggungan antara pemilu legislatif (Pileg) dan pemilihan (Pilpres) presiden semakinmenemukan bentuknya. Identifikasi partai politik dengan calon presiden memberikan efek ekorjas (coattail effect), dalam hal sentimen positif maupun negatif.

Ketika Ganjar menyuarakan penolakan kehadiran tim Israel pada Piala Dunia U20, publikmenghukum dengan anjloknya elektabilitas PDIP,” tandas Dendik. Elektabilitas PDIP berpotensiterus menurun, sehingga diputuskan untuk segera mencapreskan Ganjar.

Strategi tersebut berhasil menahan tren pelemahan PDIP dan sedikit menghambat laju koalisibesar dengan poros Gerindra. Rencana partai-partai untuk bergabung guna mengimbangi porosPDIP tidak berjalan mulus,” lanjut Dendik.

Golkar yang memimpin Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tengah merapat ke poros Gerindra dan PKB yang tergabung dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Elektabilitas Golkarbertengger pada peringkat ketiga sebesar 8,8 persen, sedangkan PKB 7,7 persen.

Sejumlah partai lainnya menyatakan keinginan bergabung dalam koalisi besar, di antaranyaPartai Solidaritas Indonesia/PSI (5,8 persen). Lalu ada dua partai oposisi yang tergabung dalamKoalisi Perubahan, yaitu Demokrat (8,2 persen) dan PKS (4,5 persen).

Belakangan koalisi pengusung Anies menghadapi tantangan terbesar dengan penangkapanSekjen Nasdem Johhny G Plate dalam skandal korupsi di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo),” Dendik menjelaskan.

Dikhawatirkan kasus tersebut dapat menyeret pada anjloknya elektabilitas Nasdem maupunAnies, hingga mengancam rencana koalisi yang banyak beranggotakan oposisi tersebut. “Menteri-menteri Nasdem juga terancam di-reshuffle dari kabinet Jokowi,” pungkas Dendik.

Partai-partai lainnya berada di bawah Nasdem, di antaranya dua partai anggota KIB yaitu PPP (2,7 persen) dan PAN (2,0 persen). PPP telah memutuskan bergabung dengan PDIP untukmengusung Ganjar, sedangkan PAN masih menunggu pembahasan di internal partai.

Berikutnya ada Perindo (1,5 persen), Gelora (1,3 persen), dan Ummat (1,0 persen). Lalu PBB (0,7 persen), Hanura (0,4 persen), dan PKN (0,1 persen). Garuda dan Partai Buruh nihil dukungan, sedangkan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 21,1 persen.

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 512 Mei 2023 kepada 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar ±2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *