Pertarungan menuju Pilpres 2024 semakin memanas. Prabowo Subianto yang sebelumnyatertinggal kini terus menanjak elektabilitasnya hingga menyalip Ganjar Pranowo. Temuan surveiPolmatrix Indonesia menunjukkan Prabowo unggul dengan elektabilitas 25,1 persen.
Sebaliknya dengan Ganjar yang mengalami pelemahan sejak gonjang-ganjing batalnya PialaDunia U20. Dipercepatnya deklarasi pencapresan Ganjar oleh PDIP membuat penurunan tidakterus terjadi. Hasilnya, elektabilitas Ganjar naik tipis menjadi 24,0 persen.
Dengan tren tersebut, Prabowo berpeluang mengalahkan Ganjar jika sama-sama maju sebagaicapres. Prabowo menolak keras menjadi cawapres Ganjar dalam skenario koalisi bersama PDIP.Anies Baswedan berada pada peringkat ketiga dengan elektabilitas turun menjadi 19,5 persen.
“Prabowo bisa mengalahkan Ganjar jika keduanya maju sebagai capres, sedangkan Aniesmelorot elektabilitasnya,” ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Ruliantodalam press release di Jakarta pada Sabtu (20/5).
Menurut Dendik, peta politik pencapresan akan didominasi perebutan posisi unggul antaraPrabowo dan Ganjar. “Meskipun anjlok, tetapi elektabilitas Ganjar masih cukup tinggi, dan adapeluang untuk mengalami pemulihan kembali,” lanjut Dendik.
Sementara itu Prabowo memantapkan diri dengan tren kenaikan elektabilitas yang signifikan. “Menguatnya dukungan publik membuat Prabowo semakin yakin untuk maju sebagai capres, dan menjadi magnet bagi partai-partai di luar koalisi PDIP,” tandas Dendik.
Sejauh ini baru Gerindra dan PKB yang tetap pada komitmen mengusung Prabowo, tergabungdalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Golkar yang memimpin Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) disebut-sebut bakal bergabung, setelah PPP merapat ke PDIP.
“Upaya membentuk koalisi besar sedikit terhambat dengan manuver PDIP mencapreskan Ganjar, terbukti dari lepasnya PPP yang turut mendeklarasikan dukungan terhadap Ganjar,” Dendikmenjelaskan.
Tetapi dengan menguatnya elektabilitas Prabowo dan stagnannya Ganjar bisa menghidupkankembali koalisi partai-partai untuk mengusung Prabowo. “Rivalitas Prabowo dan Ganjar akansemakin mengeras dalam beberapa waktu ke depan,” tegas Dendik.
Hal itu diperkuat lagi dengan tren penurunan elektabilitas Anies, lebih-lebih Koalisi Perubahantak kunjung bulat menyepakati nama cawapres. “Tersandungnya Nasdem dalam skandal korupsiJohnny G Plate makin memperburuk citra Anies di mata publik,” Dendik menegaskan.
Di luar tiga besar, papan tengah bursa capres masih dikuasai oleh nama-nama seperti AgusHarimurti Yudhoyono (4,8 persen) dan Ridwan Kamil (4,5 persen). Kejutan terjadi denganmenanjaknya elektabilitas Puan (4,0 persen) hingga menggeser Sandiaga Uno (3,6 persen).
“Demokrat masih memperjuangkan AHY sebagai cawapres, begitu pula dengan Sandi yang berupaya merapat ke PPP dan PKS,” jelas Dendik. Peluang RK menyempit dengan dinamikaterbaru, sementara Puan masih bisa mencuri peluang jika elektabilitas Ganjar kurang moncer.
Berikutnya ada Erick Thohir (2,5 persen), Khofifah Indar Parawansa (1,5 persen), AirlanggaHartarto (1,3 persen), dan Mahfud MD (1,0 persen). “Kejutan lainnya adalah masuknya namaputera sulung Presiden Jokowi, yaitu Gibran Rakabuming Raka (1,0 persen),” pungkas Dendik.
Sisanya menempati jajaran papan bawah, seperti Andika Perkasa (0,7 persen), Yenny Wahid (0,6 persen), Susi Pudjiastuti (0,5 persen), dan Muhaimin Iskandar (0,5 persen). Nama-nama lain totalnya 0,4 persen, dan sebagian menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 4,6 persen.
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 5–12 Mei 2023 kepada 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar ±2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)