Dukungan publik terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju sebagai calon presiden 2024 makin menguat. Temuan survei Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas Ganjar paling unggul, mencapai 20,1 persen.
Ironisnya, capres yang didukung elite PDIP yaitu Ketua DPR Puan Maharani jauh di bawah posisinya, hanya meraih elektabilitas 1,3 persen. Demikian pula dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang berada paling bawah dengan elektabilitas 1,1 persen.
“Elektabilitas Ganjar unggul, sementara Puan dan Airlangga yang banyak memasang baliho justru posisinya paling bawah,” ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam press release di Jakarta pada Jumat (13/8).
Menurut Dendik, pemasangan baliho yang sangat masif tidak berdampak signifikan pada perolehan elektabilitas capres. Sebaliknya, Ganjar sudah lama mengandalkan komunikasi melalui media sosial dengan menonjolkan kinerjanya sebagai kepala daerah untuk dua periode.
Puan tampaknya sulit meniru hal serupa, mengingat rendahnya citra DPR di mata publik. “Kritik yang dilontarkan Puan terhadap pemerintahan Jokowi bisa dilihat sebagai upaya menaikkan elektabilitas, tetapi berisiko terhadap PDIP sebagai partai berkuasa,” lanjut Dendik.
“Begitu pula dengan Airlangga sebagai Menko Ekonomi ataupun Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), rakyat kini tengah merasakan kesulitan berusaha sebagai dampak penerapan PPKM dan perpanjangannya,” jelas Dendik.
Posisi berikutnya setelah Ganjar diduduki oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (16,8 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (10,6 persen), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (9,4 persen), dan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno (7,1 persen).
Lalu ada Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (4,5 persen), Menteri Sosial Tri Rismaharini (4,2 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (3,9 persen), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (2,8 persen), dan Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha (2,4 persen).
Nama-nama lainnya masih di bawah 1 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 12,8 persen. “Para tokoh tersebut harus mencari strategi yang tepat untuk memperbesar dukungan publik, agar bisa memenangkan tiket pencalonan oleh koalisi partai politik,” pungkas Dendik.
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 25 Juli-5 Agustus 2021 kepada 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Survei dilakukan melalui telepon terhadap responden survei sejak 2019 yang dipilih acak. Margin of error survei sebesar ±2,2 persen, tingkat kepercayaan 95 persen. (*)